Tayangan halaman minggu lalu

Minggu, 30 Mei 2010

curhatku

aku adalah anak 3 dari 4 bersaudara
tapi aku memang sedikit agak aneh dari yang lain
boleh ga yaa aku sedikit bercerita...

Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil, saya melihatnya
dengan begitu gigih menjaga keutuhan keluarga. Ia selalu bangun
sangat pagi, memasak buat keluarga..tapi ibuku sekarang sakit sakitan kalo ada masalah yang berat...kata orang ya nasib ya nasib....

kegiatan ibuku yang lain ia masih harus memasak sepanci nasi untuk anak-anak, karena
anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, perlu makan nasi, dengan
begitu baru tidak akan lapar seharian di sekolah. kisah kecilku sampai aku punya adik kecil yang lucu..ada pun

Setiap sore, ibu selalu membungkukkan badan menyikat panci, setiap
panci di rumah kami bisa dijadikan cermin, tidak ada noda sedikit pun.
Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai, mengepel seinci
demi seinci, lantai di rumah tampak lebih bersih dibanding sisi
tempat tidur orang lain, tiada debu sedikitpun meski berjalan dengan
kaki telanjang. sampai datang sepupuku di jakarta beliau tinggal menyuruh dan tugas itu tergantikan oleh sepupuku...sampai akhirnya anak-anak tumbuh tidak menyakinkan di lingkungan keluarga karena anak-anaknya pada malas....

Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin.
Namun, di mata ku, ia (ibu) bukan ibu yang yang baik. Dalam
proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja, aku selalu
menyatakan kesepiannya dalam kehidupanku, aku pun tidak tidak memahaminya padahal aku tinggal sama keluarga ang cukup besar.
papahku saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab. dan bekerja di PT dirgantara
Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan,
setiap hari berangkat kerja tepat waktu, bahkan saat libur juga masih
mengatur jadwal sekolah anak-anak, mengatur waktu istirahat anak-
anak, ia adalah seorang ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong
anak-anak untuk berprestasi dalam pelajaran.tapi aku kira tidak mendidik dalam ilmu kemasyarakatan ohhhhhhhh
Ia suka main buka laptop, suka larut dalam dunianya sendiri.
jujur papahku saya adalah seorang laki-laki yang baik dan disegani di masyarakat sampai sekarang dia pun jadi Ketua RW di lingkunganku. Dimata anak-anak, ia
maha besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami, dan
mendidik kami.
Hanya saja, di mata ku, ia juga bukan seorang ayah y yang baik.
Dalam proses pertumbuhan saya, kerap kali saya melihat AKU TAK BISA BERBUAT APA-apa dalam diriku sehigga pernah mutifasiku kabur entah kemana sampai aku menulis ini dengan
terisak secara diam-diam di sudut kamarku.
Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedang ibu dengan aksi,
menyatakan apakah dia tau aku...
kadang aku melihat, juga mendengar ketidakberdayaan mekeka dalam kehidupanku..tolong dan izinkan aku curhat semauku..dan bila dilihat
dalam perkawinan papah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya
mereka, dan mereka layak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik. tapi kadang mereka ga akur dengan keluarga dan tetangga...sedihnya aku...pernah aku ceritakan pada masa keemasan ayahku yag di luar negri dulu aku ga bisa memmanfaatkan diriku jadi yang terbaik
Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan papah dan ibuku di dunia aku juga ga bisa memanfatkan yang terbaik, kehidupan
perkawinan mereka bisa kah disebut kegagalan, sedangkan aku juga tumbuh
dalam kebingungan, dan aku bertanya pada diriku sendiri:apa mereka tidak tau apa rasanya bahagia Dua orang
yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahiagia?apakah itu pantas buat ortang tuaku..tidak tapi bagaimana aku membuat mereka bahagia kalo aku yang merasa teriris hatik...
Pengorbanan yang dianggap benar tapi dikatakan salah olehku PASTASKAH Setelah dewasa, saya yang
memasuki usia perkawinan susah untuk dikatakan, dan secara perlahan-lahan saya pun
mengetahui akan jawaban ini.
dan menjadi pertanyaan apakah mereka tidak bahagia sewaktu kecil dan tidak punya masa masa indah di kala remaja...




Saat ini saya lelah, saya memilih beberapa hal yang gampang dikerjakan,
misalnya menyetel maen game, pergi sama pacar..tapi aku tidak bisa membahagakan orang tuaku...aku merasa sendiri di tengah tengah keluarga sendiri...dan kalau lagi segar bugar, merancang aku ke jakarta dengan memandang keindahan di setiap kaca dan jalan yang kulalui . Menariknya, pergi ke ragunan adalah hal
bersama dan kebutuhan kami, setiap ada kekesalan aku selalu berteriak kaya orang sinting ha ha ha ha ha, selalu pergi ke
taman ragunan, dan selalu bisa menghibur gejolak hati ku.
Sebenarnya, aku sayang ke orang tuaku dan mencintai juga dikarenakan kegigihanmereka sewaktu aku kecil, lalu selalu memberi semangat . Kembali ke jakarta bisa kembali ke dalam suasana hati yang gembira

Bertanya pada pihak kedua: "Apa yang kau inginkan?", kata-kata ini
telah menghidupkan sebuah jalan kebahagiaan lain dalam hidupku

Kini, saya tahu kenapa mereka
terlalu bersikeras menggunakan cara sendiri dalam mencintai pihak
kedua seperti pekerjaan, bukan mencintai keluarganya secara utuh dengan cara pihak kedua.
Diri sendiri lelahnya setengah mati, namun pihak kedua tidak dapat
merasakannya. Akhirnya ketika masuk dan mempunyai anak itu selalu jadi korban, hati
ini juga sudah kecewa dan hancur.
Karena aku telah dicaiptakan dari sebuah aeluarga yang gbaik tapi kurang bahagia dalam kehidupannya maka menurut saya, setiap
orang pantas dan layak memiliki sebuah kebahagiaan bahagia,
asalkan cara yang kita pakai itu tepat, menjadi orang yang memberi
apa yang dibutuhkan pihak kedua.
Bukannya memberi atas keinginan kita sendiri, maka keluarga yang
baik, pasti dapat diwujudkan.